Harmonisasi merupakan proses
untuk meningkatkan kompatibilitas (kesesuaian) praktik akuntansi dengan
menentukan batasan-batasan seberapa besar praktik-praktik tersebut dapat
beragam. Standar harmonisasi ini bebas dari konflik logika dan dapat
meningkatkan komparabilitas (daya banding) informasi keuangan yang berasal dari
berbagai negara.
Definisi dari harmonisasi
tersebut dianggap lebih realistis dan memiliki kemungkinan lebih besar untuk
diterima daripada standardisasi. Setiap negara asal memiliki kumpulan aturan,
filosofi, dan sasarannya masing-masing di tingkat nasional, yang ditujukan pada
perlindungan atau pengendalian dari sumber-sumber daya nasional.
Manfaat dari harmonisasi
Terdapat bermacam-macam keuntungan dari
harmonisasi. Pertama, bagi banyak negara, belum terdapat suatu standar
kodifikasi akuntansi dan audit yang memadai. Standar yang diakui secara
internasional tidak hanya akan mengurangi biaya penyiapan untuk negara- negara
tersebut melainkan juga memungkinkan mereka untuk dengan seketika menjadi
bagian dari arus utama standar akuntansi yang berlaku secara internasional.
Kedua, internasionalisasi yang berkembang dari
perekonomian dunia dan meningkatnya saling ketergantungan dari negara-negara di
dalam kaitannnya dengan perdagangan dan arus investasi internasional adalah
argumentasi yang utama dari adanya suatu bentuk standar akuntansi dan audit
yang berlaku secara internasional.
Ketiga, adanya kebutuhan dari perusahaan-perusahaan
untuk memperolah modal dari luar, mengingat tidak cukupnya jumlah laba di tahan
untuk mendanai proyek-proyek dan pinjaman-pinjaman luar negri yang tersedia,
telah meningkatkan kebutuhan akan harmonisasi.
Harmonisasi juga bisa
diartikan sebagai sekelompok negara yang menyepakati suatu standar akuntansi
yang mirip, namun mengharuskan adanya pelaksanaan yang tidak mengikuti standar
harus diungkapkan dan direkonsiliasi dengan standar yang disepakati bersama.
Lembaga-lembaga yang aktif dalam usaha harmonisasi standar akuntansi ini antara
lain adalah IASC (International Accounting Standard Committee),
Perserikatan Bangsa-Bangsa dan OECD (Organization for Economic Cooperation
and Development). Beberapa pihak yang diuntungkan dengan adanya harmonisasi
ini adalah perusahaan-perusahaan multinasional, kantor akuntan internasional,
organisasi perdagangan, serta IOSCO (International Organization of Securities
Commissions).
Yang perlu
diperhatikan, harmonisasi ”membolehkan” dengan pengungkapan yang memadai,
sedangkan standarisasi “mengharuskan” semua perusahaan, jika perusahaan
tersebut ingin menaati prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum (GAAP).
Dengan demikian, harmonisasi menghasilkan hasil pengukuran akuntansi dan
keuangan yang berbeda dibandingkan dengan standarisasi. Lembaga-lembaga
yang aktif dalam usaha harmonisasi standar akuntansi ini diantaranya adalah
IASC (International Accounting Standard Committee), Perserikatan
Bangsa-Bangsa dan OECD (Organization for Economic Cooperation and Development).
Beberapa pihak yang diuntungkan dengan adanya harmonisasi ini adalah
perusahaan-perusahaan multinasional, kantor akuntan internasional, organisasi
perdagangan, serta IOSCO (International Organization of Securities
Commissions).
IASC didirikan pada
tahun 1973 dan beranggotakan anggota organisasi IASC didirikan pada tahun 1973
dan beranggotakan anggota organisasi profesi akuntan dari sepuluh negara. Di
tahun 1999, keanggotaan IASC terdiri dari 134 organisasi profesi akuntan dari
104 negara, termasuk Indonesia. Tujuan IASC adalah :
- merumuskan
dan menerbitkan standar akuntansi sehubungan dengan pelaporan keuangan dan
mempromosikannya untuk bisa diterima secara luas di seluruh dunia
- bekerja untuk pengembangan dan harmonisasi standar dan
prosedur akuntansi sehubungan dengan pelaporan keuangan. Beberapa Negara
seperti Singapura, Zimbabwe dan Kuwait malah
mengadopsi International Accounting Standard sebagai
standar akuntansi negara mereka
Perbedaan Harmonisasi dengan Standarisasi
Harmonisasi
- Proses untuk meningkatkan kompabilitas (kesesuian) praktik akuntansi dengan menentukan batasan-batasan seberapa besar praktik-praktik tersebut dapat beragam
- Tidak menggunakan pendekatan satu ukuran untuk semua
- Tetapi mengakomodasi beberap perjanjian dan telah mengalami kemajuan yang besar secara internasional dalam tahun-tahun terakhir
- Hamonisasi jauh lebih fleksibel dan terbuka
Standarisasi
- Penetapan sekelompok aturan yang kaku dan sempit
- Penerapan satu standar atau aturan tunggal dalam segala situasi
- Standarisasi tidak mengakomodasi perbedaan-perbedaan antarnegara
- Lebih sukar untuk diimpelemntasikan secara internasional
Harmonisasi akuntansi mencakup harmonisasi
1. Standar akuntansi (yang berkaitan dengan pengukuran dan pengungkapannya
2. Pengungkapan yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan publik terkait dengan penawaran surat berharga dan pencatatan pada bursa efek, dan
3. Standar audit
Keuntungan harmonisasi internasional
- Proses untuk meningkatkan kompabilitas (kesesuian) praktik akuntansi dengan menentukan batasan-batasan seberapa besar praktik-praktik tersebut dapat beragam
- Tidak menggunakan pendekatan satu ukuran untuk semua
- Tetapi mengakomodasi beberap perjanjian dan telah mengalami kemajuan yang besar secara internasional dalam tahun-tahun terakhir
- Hamonisasi jauh lebih fleksibel dan terbuka
Standarisasi
- Penetapan sekelompok aturan yang kaku dan sempit
- Penerapan satu standar atau aturan tunggal dalam segala situasi
- Standarisasi tidak mengakomodasi perbedaan-perbedaan antarnegara
- Lebih sukar untuk diimpelemntasikan secara internasional
Harmonisasi akuntansi mencakup harmonisasi
1. Standar akuntansi (yang berkaitan dengan pengukuran dan pengungkapannya
2. Pengungkapan yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan publik terkait dengan penawaran surat berharga dan pencatatan pada bursa efek, dan
3. Standar audit
Keuntungan harmonisasi internasional
Referensi:
Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 1, No.2, Nopember 1999: 144 – 161
Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 1, No.2, Nopember 1999: 144 – 161
Tidak ada komentar:
Posting Komentar