Etika dalam Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Menejemen
Etika adalah perilaku yang baik yang telah
melekat pada diri manusia itu sendiri sebagai pendoman hidup, baik dilakukan
dalam kehidupan pribadi maupun social dimasyarakat. Etika sangat lekat hubungannya
denganadat istiadat dilingkungan masyarakat untuk dijadikan suatu aturan
bermasyarakat. Beberapa etika yang harus dilakoni, diantaranya:
1. Competence
(kompetensi)
2.
Confidentiality (kerahasiaan)
3. Integrity
(integritas)
4.
Objective of Management Accountant (Tujuan dari Akuntansi Manajemen)
5. Whistle
blowing (peluit bertiup)
6. Creative
Accounting (Akuntansi kreatif)
7. Fraud
(kecurangan)
8. Fraud auditing
(kecurangan auditor)
COMPETENCE (Kompetensi)
Akuntansi Kompetensi
|
definisi
|
|
1
|
Pengetahuan Profesional
|
§ Menunjukkan tingkat mahir keahlian
profesional dalam pengetahuan akuntansi agar menjaga tetap terkini dengan
perkembangan dan tren. Pengetahuan dan kemampuan untuk menggunakan teknologi
informasi yang berlaku dan sistem untuk memenuhi kebutuhan pekerjaan.
|
2
|
Keuangan monitoring dan analisis
|
§ Dengan memantau dan mengumpulkan data untuk
menilai akurasi dan integritas kuat dalam menganalisis data untuk memastikan
kepatuhan dengan standar yang berlaku dengan peraturan dan sistem
pengendalian internal, menafsirkan dan mengevaluasi hasil guna mempersiapkan
dokumentasi dan membuat laporan keuangan dan/atau presentasi.
|
3
|
Pengambilan keputusan
|
§ Dengan menggunakan pendekatan yang efektif
untuk memilih tindakan atau mengembangkan solusi yang sesuai untuk mencapai
kesimpulan, mengambil tindakan yang konsisten dengan fakta-fakta yang
tersedia.
|
4
|
Pengawasan
|
§ Dengan menunjukkan sifat disiplin, menetapkan
standar kinerja dan mengevaluasi kinerja dari karyawan untuk mempertahankan
tenaga kerja yang beragam untuk mengelola dan memastikan kepatuhan dengan
sumber daya manusia kebijakan dan prosedur.
§ Memantau dan menilai pekerjaan dengan
memberikan umpan balik, memberikan teknis pengawasan, mengembangkan
pengetahuan, keterampilan dan kemampuan karyawan; rencana dan dukungan
karyawan di peluang pengembangan karir.
|
5
|
Komunikasi dan keterampilan Interpersonal
|
§ Menyampaikan informasi kepada perorangan atau
kelompok dengan memberikan presentasi yang cocok untuk karakteristik dan
kebutuhan penonton.
§ Jelas dan ringkas menyampaikan informasi
secara lisan atau secara tertulis kepada individu atau kelompok untuk
memastikan bahwa mereka mengerti informasi dan pesan.
§ Mendengarkan dan merespons dengan tepat
kepada orang lain. Kemampuan untuk membangun hubungan kerja yang efektif yang
mendorong keberhasilan organisasi.
|
Confidentiality (Kerahasiaan)
Kerahasian harus terdefinisi dengan baik, dan
prosedur untuk menjaga kerahasiaan informasi harus diterapkan secara
berhati-hati, khususnya untuk komputer yang bersifat standalone atau
tidak terhubung ke jaringan. Aspek penting dari kerahasiaan adalah
pengidentifikasian atau otentikasi terhadap user.Identifikasi positif dari
setiap user sangat penting untuk memastikan efektivitas dari kebijakan yang
menentukan siapa saja yang berhak untuk mengakses data tertentu
Contohnya:
Access Control Models sangat berfungsi
dalam menentukan jenis kontrol akses yang diperlukan dalam mendukung kebijakan
keamanan. Model akses kontrol ini menyediakan view konseptual dari kebijakan
keamanan. Hal ini akan mengijinkan kita untuk melakukan pemetaan antara tujuan
dan petunjuk dari kebijakan keamanan anda terhadap event yang spesifik.
Proses dari pemetaan ini memungkinkan terbentuknya definisi formal dan
spesifikasi yang diperlukan dalam melakukan kontrol terhadap keamanan.
Singkatnya, access control model memungkinkan untuk memilah kebijakan
keamanan yang kompleks menjadi langkah–langkah keamanan yang lebih sederhana
dan terkontrol. Beberapa model yang berbeda sudah dibangun sampai dengan tahun
ini. Kita akan membahas beberapa model yang dianggap unik pada bagian-bagian
selanjutnya. Kebanyakan penerapan kebijakan keamanan melakukan kombinasi dari
beberapa access control models.
Integrity
Integritas (integrity) adalah
perlindungan terhadap dalam sistem dari perubahan yang tidak terotorisasi, baik
secara sengaja maupun secara tidak sengaja.
Seperti halnya kerahasiaan, integritas bisa
dikacaukan oleh hacker, masquerader, aktivitas user yang tidak
terotorisasi, download file tanpa proteksi, LAN, dan
programprogram terlarang. (contohnya : trojan horse dan virus), karena
setiap ancaman tersebut memungkinkan terjadinya perubahan yang tidak
terotorisasi terhadap data atau program. Sebagai contoh, user yang berhak
mengakses sistem secara tidak sengajamaupun secara sengaja dapat merusak data
dan program, apabila aktivitas mereka didalam sistem tidak dikendalikan
secara baik.
Contoh untuk melindungi dari ancaman terhadap
integritas
§ · Memberikan akses dalam kerangka need-to-know
basis
§ · Pemisahan tugas(separation of duties)
§ · Rotasi tugas
Objective of Management Accountant
Tujuan dari Akuntansi Manajemen atau dalam
bahasa inggris (Objective of Manajemen Accountan). Seelum kita
membahas tentang Akuntansi Manajemen. Akuntansi manajemen adalah profesi yang
melibatkan bermitra dalam keputusan manajemen membuat, merancang perencanaan
dan kinerja sistem manajemen, dan menyediakan keahlian dalam melalui laporan
keuangan dan kontrol untuk membantu manajemen dalam perumusan dan implementasi
strategi organisas
Creative Accounting
Adalah
semua proses dimana beberapa pihak menggunakan kemampuan pemahaman pengetahuan
akuntansi (termasuk di dalamnya standar, teknik, dll) dan menggunakannya untuk
memanipulasi pelaporan keuangan (Amat, Blake dan Dowd, 1999). Pihak-pihak yang
terlibat di dalam proses creative accounting, seperti manajer, akuntan
(sepengetahuan saya jarang sekali ditemukan kasus yang melibatkan akuntan dalam
proses creative accounting karena profesi ini terikat dengan aturan-aturan
profesi), pemerintah, asosiasi industri, dll.
Creative
accounting melibatkan begitu banyak manipulasi, penipuan, penyajian laporan
keuangan yang tidak benar, seperti permainan pembukuan (memilih penggunaan
metode alokasi, mempercepat atan menunda pengakuan atas suatu transasksi dalam
suatu periode ke periode yang lain).
Watt
dan Zimmerman (1986), menjelaskan bahwa manajer dalam bereaksi terhadap
pelaporan keuangan digolongkan menjadi 3 buah hipotesis :
1.
Bonus Plan Hyphotesis
Perilaku
dari seorang manajer sering kali dipengaruhi dengan pola bonus atas laba yang
dihasilkan. Tindakan yang memacu para manajer untuk mealkaukan creative
accounting, seringkali dipengaruhi oleh pembagian besaran bonus yang tergantung
dengan laba yang akan dihasilkan. Pemilik perusahaan umumnya menetapkan batas
bawah, sebagai batas terendah untuk mendapatkan bonus. Dengan teknik seperti
ini, para manajer akan berusaha menaikkan laba menuju batas minimal ini. Jika
sang pemilik juga menetapkan bats atas atas laba yang dihasilkan, maka manajer
akan erusaha mengurangi laba sampai batas atas dan mentransfer data tersebut
pada periode yang akan dating. Perilaku ini dilakukan karena jika laba melewati
batas atas tersebut, manajer tidak akan mendapatkan bonus lagi.
2.
Debt Convenant Hyphotesis
Merupakan
sebuah praktek akuntansi mengenai bagaimana manajer menyikasi perjanjian
hutang. Sikap yang diambil oleh manjer atas adanya pelanggaran atas perjanjian
hutang yang jatuh tempo, akan berupaya menghindarinya degan memilih
kebijakan-kebijakan akuntansi yang menguntungkan dirinya.
3.
Political Cost Hyphotesis
Sebuah
tindakan yang bertujuan untuk menampilkan laba perusahan lebih rendah lewat
proses akuntansi. Tindakkan ini dipengaruhi oleh jika laba meningkat, maka para
karyawan akan melihat kenaikan aba tersebut sebagai acuan untuk meningkatkan
kesejahteraan melalui kenaikan gaji. Pemerintah pun melihat pola kenaikan ini
sebagai objek pajak yang akan ditagih.
Jenis-jenis CA
Ada empat macam CA yang sering
ditemukan saat ini, yaitu: Aggressive accounting, Earnings management,
Income smoothing, dan Fraudulent financial reporting.
Aggressive accounting adalah
pemilihan dan penerapan prinsip akuntansi yang bertujuan agar laba tahun
berjalan lebih tinggi, terlepas dari apakah praktik tersebut sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum atau tidak.
Earnings management
merupakan manipulasi laba secara aktif untuk suatu target yang sudah ditentukan
sebelumnya oleh, misalnya, manajemen, untuk suatu proyeksi yang sudah dibuat
oleh analis, atau untuk mendapatkan suatu angka yang konsisten dengan smoother,
more sustainable earnings stream.
Income smoothing adalah
Suatu bentuk earnings management yang didesain untuk menghilangkan
aliran laba yang fluktuatif, termasuk cara-cara untuk mereduksi dan “menyimpan”
laba pada saat kinerja keuangan sedang membaik agar laba tersebut bisa
dimanfaatkan pada saat kinerja keuangan sedang menurun. Penelitian S1 saya
membahas secara khusus hal ini.
Fraudulent financial
reporting adalah Penyajian keliru (misstatement) yang disengaja atau
penyembunyian (ommision) atas suatu angka atau pengungkapan di dalam
laporan keuangan yang bertujuan untuk memperdayai pengguna laporan keuangan
melalui pendekatan administratif, perdata, atau kriminal. Tipe terakhir inilah
yang paling cenderung dipergunakan untuk tujuan illegal.
Contoh kasus :
a)
Perusahaan
PT. ABC lebih menggunakan metode FIFO dalam metode arus persediaannya. Karena
dari sisi FIFO akan menghasilkan profit lebih besar dibandingkan LIFO, atau
Average. Hal ini dilakukan karenaAsumsi Inflasi Besar. FIFO dapat dianggap
sebagai sebuah pendekatanyang logis dan realistis terhadap arus biaya ketika
penggunaan metodeidentifikasi khusus tidak memungkinkan atau tidak praktis.
b)
PT.
ABC lebih memilih Metode Depresiasi Saldo menurun dibandingkan Garis Lurus
dalam melakukan penyusutan peralatan kantornya.
c)
Kreativitas
dalam hal mengecilkan Pajak dan Kepentingan Pemegang Saham tetap Aman.
Creative accounting merupakan
tindakan penipuan terhadap investor atau pihak luar yang bersangkutan dengan
perusahaan. dari laporan keuangan yang telah dimodifikasi menjadi laporan
keuangan yang lebih baik dari aslinya dengan tujuan untuk menarik investor atau
merubah hasil laba agar pajak yang dikenakan lebih rendah. Tindakan tersebut
dilakukan sematamata untuk kepentingan materi.
Whistle blower
Whistle
blower bukanlah sesuatu yang baru melainkan sesuatu yang sudah lama ada. Whistle
Blower menjadi sangat polpuler di Indonesia karena akhir-akhir ini
sangat marak pemberitaan yang menimpa Komisi Pemilihan Umum dengan pihak
Whistle Blower (Khairiansyah, mantan auditor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)).
Itu adalah salah satu contoh di Indonesia, sebenarnya masih banyak contoh lain di luar Indonesia yang menjadi
Whistle Blower. Skandal yang terjadi ditubuh KPU adalah sekandal keuangan. Kita
perlu ketahui bahwa skandal perusahaan tidak hanya menyangkut keuangan
melainkan segala hal yang melanggar hukum dan dapat menimbulkan tidak hanya
kerugian tetapi ancaman bagi masyarakat.
Fraud
Kecurangan (Fraud) sebagai
suatu tindak kesengajaan untuk menggunakan sumber daya perusahaan secara tidak
wajar dan salah menyajikan fakta untuk memperoleh keuntungan pribadi. Dalam
bahasa yang lebih sederhana, fraud adalah penipuan yang disengaja.
Hal ini termasuk berbohong, menipu, menggelapkan dan mencuri. Yang dimaksud
dengan penggelapan disini adalah merubah asset/kekayaan perusahaan yang dipercayakan
kepadanya secara tidak wajar untuk kepentingan dirinya.
Fraud Auditing ( Kecurangan
Audit )
Karakteristik
kecurangan Dilihat dari pelaku fraud auditing maka secara garis besar
kecurangan bisa dikelompokkan menjadi dua jenis :
1.
Oleh pihak perusahaan, yaitu :
A.
Manajemen untuk kepentingan perusahaan, yaitu salah saji yang timbul karena
kecurangan pelaporan keuangan (misstatements arising from fraudulent financial
reporting, untuk menghidari hal tersebut ada baiknya karyawan mengikuti auditing workshop dan fraud workshop).
B. Pegawai untuk keuntungan individu, yaitu salah saji yang berupa penyalahgunaan aktiva (misstatements arising from misappropriation of assets).
B. Pegawai untuk keuntungan individu, yaitu salah saji yang berupa penyalahgunaan aktiva (misstatements arising from misappropriation of assets).
2.
Oleh pihak di luar perusahaan, yaitu pelanggan, mitra usaha, dan pihak asing
yang dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
Kecurangan
pelaporan keuangan biasanya dilakukan karena dorongan dan ekspektasi terhadap
prestasi pengubahan terhadap catatan akuntansi atau dokumen pendukung yang
merupakan sumber penyajian kerja manajemen. Salah saji yang timbul karena
kecurangan terhadap pelaporan keuangan lebih dikenal dengan istilah
irregularities (ketidakberesan). Bentuk kecurangan seperti ini seringkali
dinamakan kecurangan manajemen (management fraud), misalnya berupa :
manipulasi, pemalsuan, atau laporan keuangan. Kesengajaan dalam salah menyajikan
atau sengaja menghilangkan (intentional omissions) suatu transaksi, kejadian,
atau informasi penting dari laporan keuangan, untuk itu sebaiknya anda
mengikuti auditing workshop dan fraud workshop. Salah saji yang berupa penyalahgunaan aktiva Kecurangan
jenis ini biasanya disebut kecurangan karyawan (employee fraud). Salah saji
yang berasal dari penyalahgunaan aktiva meliputi penggelapan aktiva perusahaan
yang mengakibatkan laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum(ada baiknya karyawan mengikuti seminar fraud dan seminar auditing). Penggelapan aktiva umumnya dilakukan oleh karyawan yang
menghadapi masalah keuangan dan dilakukan karena melihat adanya peluang
kelemahan pada pengendalian internal perusahaan serta pembenaran terhadap
tindakan tersebut. Contoh salah saji jenis ini adalah :
·
Penggelapan
terhadap penerimaan kas.
·
Pencurian
aktiva perusahaan.
·
Mark-up
harga
·
Transaksi
“tidak resmi”.
Contoh Kasus : Committee of Sponsoring
Organizations of the Treadway Commission (COSO). Penelitian COSO menelaah
hampir 350 kasus dugaan kecurangan pelaporan keuangan oleh
perusahaan-perusahaan publik di Amerika Serikat yang diselidiki oleh SEC.
Diantaranya adalah :
a.
Kecurangan keuangan memengaruhi
perusahaan dari semua ukuran, dengan median perusahaan memiliki aktiva dan
pendapatan hanya di bawah $100juta.
b.
Berita mengenai investigasi SEC atau
Departemen Kehakiman mengakibatkan penurunan tidak normal harga saham rata-rata
7,3 persen.
c.
Dua puluh enam persen dari
perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam kecurangan mengganti auditor selama
periode yang diteliti dibandingkan dengan hanya 12 persen dari
perusahaan-perusahaan yang tidak terlibat.
http://akuntansibisnis.wordpress.com/2013/06/11/creative-accounting/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar